Hari Rabu Tanggal 13 september 2023 sejumlah warga yang tergabung dalam Aliansi Pemberdayaan Masyarakat Lingkar Tambang melakukan aksi menutup jalan houlding untuk Pembangunan PLTU Captive miliki PT IHIP (Indonesia Huabao Industrial Park) Kab Morowali Kec Bungku Barat dengan kapasitas 350 MW, hal tersebut terjadi karena aktivitas kenderaan perusahaan, bongkaran gunung dan timbunan reklamasi menimbulkan abu yang menganggu aktvitas masyarakat di Desa Ambunu dan Tondo, menurut sumber yang tidak mau di sebutkan namanya setiap hari abu seperti kabut kami susah bernapas dan bahkan ada yang batuk – batuk. Selain itu juga lokasi Pembangunan PLTU tersebut tepat berada di dalam desa.
Ketakutan warga Desa Ambunu dan Tondo ketika PLTU beroperasi mereka akan merasakan dampak abu batu bara seperti yang terjadi di PT IMIP dan GNI banyak masyarakat mengidap penyakit ISPA, jarak PLTU dari pemukiman di Desa Ambunu kurang lebih 80 Meter dan Desa Tondo 500 Meter.
Berdasarkan informasi dari pekerja di PT IHIP waktu pengerjaan PLTU sudah memasuki bulan ke 3 dari total target 7 bulan pengerjaan dan 100 hari kedepan 3 unit PLTU akan di uji coba dan akan memulai produksi nikel di smelter.
PT IHIP (Indonesia Huabao Industrial Prak) merupakan perusahaan milik Zenshi Grup yang juga memiliki saham di PT IWIP yang berada di Halmahera Tengah, berdasarkan rilis Asian Metal PT IHIP akan memasok 60,000 ton nikel ke Nanjing Hanrui Cobalt. Masuknya PT IHIP di Kec Bungku Barat lewat PT BTIIG (baoshou taman industry investment group) yang melakukan pembebasan lahan dan konstruksi.
Walhi Sulteng menilai akan ada mobilisasi batu bara secara besar besaran di kabupaten morowali utara dan morowali kedepanya, karena aktivitas pertambangan nikel terus mengandalkan PLTU Captive sebagai pasokan energi utama dalam menggerakan smhelter, berdasarkan laporan Global Energy Monitor 2023 ada sekitar 4 perusahaan selain PT IHIP sedang mengerjakan Pembangunan PLTUnya yaitu PT GNI 11 unit dengan kapasitas 2,16 GW, PT SMI 2 GWPT, Huayue Nikel Cobalt 0,25 GW, dan Walsin Nikel Industri 0,35 GWPT.
Abu batu bara akan menjadi masalah bagi lingkungan di sekitar kawasan industry, terutama desa – desa yang berdekatan dengan aktivitas PLTU Captive. Kualitas udara akan bercampur dengan debu batu bara di kabupaten Morowali dan Morowali Utara, sebab ia akan terbawa angin kemana – mana bahkan bukan hanya desa yang berdekatan dengan PLTU Captive. Jika di hirup secara berkepanjangan akan mengidap penyakit ISPA bahkan bukan hanya masyarakat tetapi juga pekerja/buruh yang setiap harinya beraktifitas di perusahaan.
Pembuangan limbah batu bara juga akan merusak ekositem laut yang berada di sekitar kawasan industry terutama terumbu karang, dan hal ini tentu akan menganggu aktivitas mata pencaharian nelayan.