Aliansi Rakyat Bersatu : Lawan Budaya Patriarki Rebut Demokrasi

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Palu — Aliansi Rakyat Bersatu (ARB) melakukan perayaan International Women’s Day [(IWD) — Hari Perempuan Sedunia] yang ke-105. Aliansi Rakyat Bersatu dalam perayaan IWD tahun 2019 ini mengangkat tema “Lawan Budaya Patriarki dan Rebut Demokrasi”. Peringatan ini dilakukan di depan kampus Universitas Tadulako, pada hari Jum’at (08/03) jam 16.00 sampai selesai.

Peringatan IWD kali ini dilakukan dalam bentuk panggung ekspresi. Menampilkan berbagai macam bentuk ekspresi, seperti tarian, orasi politik perwakilan masing-masing organisasi, penampilan puisi, tampilan lukisan tentang perempuan, sampai (pada akhir acara) menampilkan teater tentang pelecehan seksual yang terjadi sehari hari seperti Cat Calling.

Beberapa orasi politik menggambarkan bagaimana buruh-buruh perempuan di berbagai dunia, melakukan aksi-aksi protes yang menggambarkan bahwa sejarah International Wome’s Day merupakan sejarah perjuangan perempuan yang berdarah-darah. Novilyana Onora, koordinator lapangan sekaligus master of ceremony (mc) kegiatan ini, juga mengatakan “… hingga hari ini kuota perempuan di parlemen masih 30 persen, ini namanya penindasan, harusnya 50 persen, biar setara kita dengan dorang, para lelaki.”

Wakil koordinator lapangan, Aditya Pratama, juga mengatakan bahwa para lelaki juga seharusnya menghindari candaan-candaan seksis, yang juga merupakan bentuk pelecehan-penindasan terhadap kaum perempuan. “Sebagai laki-laki yang hidup dalam masyarakat kapitalis, yang turut melanggengkan budaya patriarki, torang, para lelaki sejak kecil sudah terdidik untuk melihat perempuan itu sebagai makhluk yang kedua setelah kita. Sebaiknya, sejak sekarang torang kurangi atau bahkan hilangkan candaan-candaan yang merendakan perempuan.”

Sebelum melaksanakan panggung ekspresi, Aliansi Rakyat Bersatu melakukan beberapa persiapan, seperti diskusi bersama, aksi bagi selebaran dan orasi politik pada Jum’at pagi, sampai pada penggalangan dana di lampu merah sebagai tambahan kebutuhan biaya kegiatan.

Aksi panggung eksresi pun ditutup dengan melakukan sesi foto-foto bersama, dan setelah itu melakukan briefing, melakukan evaluasi kegiatan.

Dalam peringatan Hari Perempuan Sedunia kali ini, beberapa organisasi yang terlibat yaitu: Himpunan Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini (HIMAPAUD), Federasi Mahasiswa Kerakyatan (FMK) Palu, Serikat Mahasiswa Progresif (SMIP), Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) Kolektif kota Palu, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sulawesi Tengah, Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Sulawesi Tengah, Partai Rakyat Pekerja (PRP) Komite Kota Palu, Tim Relawan Peduli Berbagi (TRPB), Ikatan Pelajar dan Mahasiwa Sirenja (IPMAS), Perhimpunan Untuk Kedaulatan Rakyat (PITU DAYA), dan LPSM-KSDA Buol.

Facebook
Twitter

Tinggalkan Komentar Anda :